THIS TOPIC BOX Ketik Topic Disini Contoh DZIKIR atau MAKAN

Translate

Monday 3 August 2015

Mendidik anak ala Rasulullah 'alaihis salam


Mendidik anak ala Rasulullah 'alaihis salam

CLICK DISINI UNTUK BUKA KALKULATOR ZAKAT  

" اذا مات الإنسا ن انقطع عمله الا من ثلا ثلا ث: صدقة جارية, أو علم ينتفع به, أو ولد صالح يدعو له."
“ Jika seseorang meninggal, amalnya sudah terputus, kecuali tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akan kebaikan untuknya.”  
Telah kita ketahui bersama, Rosulullah pernah mengabarkan pada kita bahwa ada tiga amalan yang bisa dinikmati walaupun telah menginggalkan dunia. Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggal dunia adalah anak yang sholih. Do’anya yang merupakan  insya Allah terkabul. Oleh karenanya,orang tua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Namun jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur dan akhirnya pun akan merugikan orang tua itu sendiri. Kabar yang disampaikan oleh Rosulullah ini memberikan potensi bagi kita untuk menjadikan anak sebagai amal di hari kelak nanti.  
Faktor pertama dalam pendidikan anak adalah keluarga, dan bisa dikatakan madrasah paling pertama bagi anak. Jika binaan dalam keluarga terhadap anak itu baik dan bisa membuat si anak mampu menerapkan ajaran syari’at islam dan mengenal aspek-aspek spiritual, maka si anak akan mudah menggapai masa depan yang cerah. Namun jika sebaliknya anak kurang terkontrol dan sulit untuk diatur maka si anak akan kesulitan mendapatkan masa depan yang membanggakan. Sesungguhnya memang tidak mudah dalam mendidik dan membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan untuk meraih kesuksesan dunia akhirat. Semua itu membutuhkan kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi.

Setelah kita mengetahui betapa pentingnya mentarbiyah anak untuk menjadi seorang anak yang sholih, maka kita membutuhkan suri tauladan bagi para pendidik yaitu Rosulullah dan mengambil cara beliau dalam mendidik anak.

Yang harus dimiliki oleh seorang pendidik
Allah ta’ala berfirman,
“ Sungguh, telah ada pada diri Rosulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat yang banyak mengingat Allah.” ( Al-Ahzab: 21)
Dengan bercermin pada diri Rosulullah Seorang pendidik yang berhasil tidak boleh lepas dari sifat-sifat di bawah ini, diantaranya ada:
  1. Bertakwa
Inilah sifat terpenting yang harus dimiliki seorang pendidik. Yaitu takwa yang didefinisikan oleh para ulama’ “ Menjaga agar Allah tidak mendapatimu pada perkara yang Dia larang, dan jangan sampai Allah tidak mendapatimu pada perkara yangDia perintahkan. 
2.      Berilmu
Pendidik harus berbekal ilmu yang memadai. Mendidik dan mengarahkan anak dengan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Memberikan contoh yang baik kepada mereka dengan keteladanan yang agung dari Nabi dan para sahabat beliau. Sebaliknya, jika pendidik tidak mengetahui semua itu, lebih-lebih tentang konsep dasar pendidikan anak, maka anak akan menjadi manusia yang tidak berharga dan rusak moral, spiritual, mental dan sosialnya.
3.      Lemah lembut
Inilah salah satu sifat yang dicintai Allah dan disukai oleh manusia. Pada hakekatnya setiap jiwa menyukai kelembutan, terlebih jiwa anak yang masih polos dan lugu. sifat lemah lembut dalam mendidik anak akan mendatangkan banyak kebaikan. Sebaliknya sikap kasar akan membawa keburukan. Disamping itu sikap kasar dapat meninggalkan trauma dan memori buruk dalam jiwa dan ingatan si anak. Sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad dari Ibunda Aisyah,
“ Sesungguhnya Allah Maha Lembut dan suka kepada sifat lembut. Allah akan memberikan kepada orang yang ramah sesuatu yang tidak diberikan kepada orang yang kasar dan sesuatu yang tidak allah berikan kepada selainnya.”(HR. Bukhori dan Muslim)
4.      Penyabar
Sifat ini juga tak kalah pentingnya bagi pendidik. Karena kebutuhan kepadanya sangat berpengaruh terhadap si pendidik, apakah dia mampu bertahan (sabar) ataukah tidak (putus asa) dalam mendidik anak. Imam Muslim meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas bahwa Rosulullah bersabda kepada Asyaj Abdul Qais, “ Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua sifat yang disukai oleh Allah; yaitu kesabaran dan ketabahan.”
5.        Kejujuran
Dengan kejujuran ini akan selalu mengalirkan aura positif pada anak-anak yang dengan sendirinya akan berpengaruh besar pada sikap dan kebiasaan si anak. Karena anak didik akan meniru sifat pendidiknya.
Jika seorang pendidik telah menyandang semua sifat  diatas, dan melengkapinya dengan sifat positif pendidik yang lain, misal berhati penyayang, tidak pemarah,bersifat pertengahan dan masih banyak lagi. Subhanallah, apa yang akan tercetak pada diri seorang anak?  
Yang harus ditanamkan pada diri seorang anak
Dalam mendidik anak, tidak hanya intelektualnya saja yang harus dikembangkan. Tapi juga harus mencetak mereka menjadi seseorang yang berakhlaq mulia. Diantaranya dengan,
o   Menanamkan nilai-nilai ketauhidan
Mengenalkan “ siapa Allah”  kepada seorang anak, ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal selainnya. Mengajarkan tauhid kepada mereka akan menjadikannya lebih mencintai Allah, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Dengan menekankan pada si anak bahwa setiap langkah anak Adam selalu dalam pengawasan Allah ta’ala dan penerapan konsep tersebut dengan berusaha mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
o   Menumbuhkan rasa percaya diri anak
Rasa percaya diri sangat penting bagi seorang anak, karena agar si anak terlatih untuk mandiri, mampu mengembangkan bakat yang ada, dan yang pasti optimis, jauh dari sifat pesimis. Adapun suri tauladan kita menggunakan beberapa cara diantaranya, sedang saat berpuasa, Rosulullah mengajak anak-anak bermain,hingga siang yang panjang terasa cepat dan menyambut berbuka puasa dengan gembira, hal ini membuat si anak  memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa seharian penuh. Kemudian juga sering membawa anak-anak ke majelis, resepsi, bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. 
o   Membiasakan shalat
Membiasakan shalat pada anak merupakan suatu hal yang sangat penting, karena shalat itu sebagai tiangnya agama. Karenanya hal itu juga ditekankan oleh Nabi kita, dalam suatu hadits yang berbunyi, “ Suruhlah anak-anakmu mengerjakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun. Dan pukullah mereka jika tidak mau mengerjaknnya ketika mereka berumur sepuluh tahun.” (HR. Abu Daud)
o   Melibatkan anak dalam perkara amar ma’ruf nahi mungkar
Kenapa hal ini penting juga bagi seorang anak?
Yang pasti supaya anak mengetahui mana yang diperintah dan mana yang dilarang oleh Allah. Adapun Luqman menegaskan  ini pada anaknya, karena berpengaruh dalam diri seseorang. Ketika kita memerintah kebaikan/ melarang keburukan pada orang lain maka kita akan memiliki beban mental akan keharusan melalukan/ menjauhi hal itu. Apalagi bila kita menganjurkan kebaikan/ melarang keburukan itu sementara kita sendiri tidak melakukannya, maka Allah justru akan memurkai kita.
Di antara yang di atas, masih banyak lagi yang harus ditanamkan pada anak, seperti sifat agar saling berbagi pada sesama, selalu jujur, saling memaafkan, dan sabar.
Sungguh sang pendidik yang hebat dan berhasil, jika bisa merealisasikan pada anak didiknya. Seperti bunda Fathimah binti Ubaidillah yang mentarbiyah anak sejenius Imam Syafi’i, seperti Ummu Sulaim yang berperan besar dibalik kecerdasan Anas bin Malik, seperti bunda Asma’ binti Abu Bakar yang anaknya termasuk salah satu dari tujuh fuqaha’ Madinah. Tidak lain dan tidak bukan apa yang mereka ajarkan kepada anak mereka tidak lepas dari ajaran nabi kita Muhammad. Subhanallah !! sungguh surga telah menanti mereka. Wallahu a’lam bis showab.
CLICK DISINI UNTUK BUKA KALKULATOR ZAKAT  

0 komentar:

Post a Comment