THIS TOPIC BOX Ketik Topic Disini Contoh DZIKIR atau MAKAN

Translate

Wednesday 2 September 2015

BERKAH DENGAN MEMBAHAGIAKAN ANAK PEREMPUAN

Kita tak boleh bersikap seperti kaum jahiliyah zaman dulu, yang terlalu membanggakan anak laki-laki dan membenci anak perempuan!

Tradisi Jahiliyah
Sejarah telah mencatat bahwa masyarakat Arab jahiliyah dahulu sebelum kedatangan Islam sangat merendahkan martabat kaum wanita. Di masyarakat Quraisy, wanita diperlakukan secara hina. Wanita dianggap sebagai penyebab kesengsaraan. Setiap anak perempuan yang lahir pun dianggap sebagai sumber malapetaka dan kehinaan bagi kabilah, sehingga kelahirannya selalu memicu murka.

Allah Ta’ala mendeskripsikan respon emosional masyarakat Quraisy terhadap kelahiran anak perempuan dalam firman-Nya, 
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu” (An-Nahl [16] : 58-59).

Bahkan, menurut mereka, anak perempuan pantas untuk dikubur hidup-hidup demi menjaga prestise kabilah, sehingga dikenal ungkapan dafnul banat minal mukarramah (mengubur anak perempuan hidup-hidup termasuk tindakan terhormat). Allah Ta’ala berfirman, 
Dan tatkala ‘al-mau’udah’ ditanya. Karena dosa apakah dia dibunuh?” (At-Takwir [81] : 8-9)

Menurut Ibnu Katsir, al-mau’udah adalah anak perempuan yang dikubur hidup-hidup oleh orang-orang jahiliyah karena kebencian terhadap anak perempuan. Pada hari kiamat, ia akan ditanya atas dosa apa ia dibunuh, untuk mengancam orang yang membunuhnya. Apabila orang yang dizalimi ditanya (pada hari kiamat kelak), maka bagaimana kiranya persangkaan orang yang berbuat zalim (tentang apa yang akan menimpanya)? (Tafsir Ibnu Katsir)
Di dalam hadits Al-Mughirah bin Syu’bah, Nabi n bersabda :
إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ اْلأُمَّهَاتِ وَمَنْعًا وَهَاتِ وَوَأْدَ الْبَنَاتِ، وَكَرِهَ لَكُمْ قِيْلَ وَقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian durhaka pada ibu, menolak untuk memberikan hak orang lain dan menuntut apa yang bukan haknya, serta mengubur anak perempuan hidup-hidup. Dan Allah membenci bagi kalian banyak menukilkan perkataan, banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (HR. Bukhari no. 5975, dan Muslim no. 593)

Wa’dul banat adalah menguburkan anak perempuan hidup-hidup, sehingga mereka mati di dalam tanah. Ini merupakan dosa besar yang membinasakan pelakunya, karena merupakan pembunuhan tanpa haq dan mengandung pemutusan hubungan kekerabatan. (Syarh Shahih Muslim, 12/11)

Investasi Keberkahan Tiada Tara
Jangan pernah merasa kecil hati karena memiliki anak perempuan. Bahkan, walaupun kita hanya memiliki tiga anak misalnya, dan semuanya perempuan, kita tak perlu ciut hati. Karena, segudang kemuliaan akan disematkan kepada orang tua yang memiliki anak perempuan dan ia berhasil mengantarkannya menuju ‘shalihah’.
Di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, Rasulullah n bersabda :
مَنِ ابْتُلِيَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَيْءٍ، فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ، كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
Barangsiapa yang diberi cobaan dengan anak perempuan, kemudian ia berbuat baik pada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka.” (HR. Bukhari no. 1418, dan Muslim no. 2629)

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah n menyebut anak perempuan sebagai ibtila’ (cobaan), karena biasanya orang tidak menyukai keberadaan anak perempuan (Syarh Shahih Muslim, 16/178). 
Dan, anak perempuan yang acapkali kurang dibanggakan orang itu ternyata bisa menjadi penyumbat jalan ke neraka bagi kedua orang tuanya.

Terdapat beberapa investasi keberkahan yang kelak akan dinikmati oleh para orang tua yang memiliki anak perempuan dan berhasil mendidiknya secara baik.

Pertama, mendidik anak perempuan berimplikasi wajib mendapat surga. Diriwayatkan dari Aisyah x, ia berkata, “Seorang wanita miskin mendatangiku dengan membawa kedua putrinya. Aku memberinya makanan berupa tiga butir kurma, masing-masing aku beri satu. Wanita itu mengangkat kurmanya ke mulut untuk dimakan, tetapi kedua putrinya meminta kurma itu. Ia membelah kurma yang hendak dia makan itu untuk kedua putrinya. Hal itu membuatku kagum. Lalu, aku ceritakan apa yang ia lakukan itu kepada Rasulullah n. Maka, beliau n bersabda, ‘Sesungguhnya Allah telah mewajibkan surga baginya karenanya, atau membebaskannya dari neraka karenanya’.” (HR. Muslim, no. 2630)

Kedua, mendidik anak perempuan akan meningkatkan derajat di hari kiamat. Diriwayatkan dari Anas bin Malik a, ia berkata, “Rasulullah n bersabda, 
Barangsiapa menanggung dua anak perempuan hingga baligh, ia akan datang pada hari kiamat bersamaku’. Rasulullah n menyatukan jari-jari beliau.” (HR. Muslim, no. 2631)

Ketiga, mendidik anak perempuan merupakan tabir penghalang dari neraka. Diriwayatkan dari Uqbah bin Nafi’, ia berkata, “Rasulullah n bersabda, 
Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan kemudian bersabar terhadap mereka, memberi mereka makan, minum dan pakaian seadanya, mereka akan menjadi tabir baginya dari neraka pada hari kiamat’.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6488)

Perihal keutamaan mendidik anak-anak perempuan dan saudara-saudara perempuan, diriwayatkan dari Anas bin Malik a, ia berkata, “Rasulullah n bersabda, 
Barangsiapa menanggung dua atau tiga anak perempuan, dua atau tiga saudara perempuan hingga mereka meninggal dunia atau ia mati meninggalkan mereka, aku dan dia seperti dua ini,’ beliau berisyarat dengan telunjuk dan jari tengah” (HR. Ahmad, III : 147, 156). Riwayat lain menyebutkan, “Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan lalu bertakwa kepada Allah dan memelihara mereka, ia bersamaku di surga.” Beliau berisyarat dengan jari-jari.

0 komentar:

Post a Comment