THIS TOPIC BOX Ketik Topic Disini Contoh DZIKIR atau MAKAN

Translate

Wednesday 2 December 2015

Tauhid, Apakah itu Tauhid

  • Assalamualaikum http://learnfiqih.blogspot.com
  • Saat malam tanpa sengaja TV mengarah pada satu Acara bejualan Kalung dengan Lafadz Allah yang di peragakan oleh wanita yang tidak menjaga aurat. Dan acara menyanyi Dangdut dengan gerakan yang tidak selayaknya wanita seperti itu, yang memang di akhir zaman ini menyanyi dengan tarian (goyangan) seperti itu malah sesungguhnya masuk dalam katagori erotis (contoh : Goyang Itik). Mengerikannya diakhir zaman ini mereka mengatakan "Alhamdulillah apa yang saya dapatkan ini halal" BOOOM.... seperti inilah yang Allah bicarakan dalam Al Quran dan Nabi Kita Muhamad.
  • Ada makna dibalik kejadian tersebut memang, walau sempat hembusan rasa kesal melintas, kalung tersebut tersemat dalam Maksiat, penjualnya wanita cantik yang tidak menutup aurat.   Alhamdulillah Allah maha baik di rem semua emosi sebab telintas kata Tauhid dalam pikiran.
Tauhid, Apakah itu Tauhid  http://learnfiqih.blogspot.com

  • Jadi bukanlah Tauhid yang manfaat disisi Allah kalau hanya sekedar berucap, "tidak ada tuhan kecuali dia", tidak ada yang menciptakan kecuali dia
  • Karena banyak orang musyrikin mengucapkan itu, seperti Non muslim mengucapkan Alhamdulillah, Insyallah dll mereka lancar  (fasih) mengucapkannya bahkan banyak yang mengerti juga artinya. Tapi bukan itu Tauhid yang manfaat dan menyelamatkan mereka, dan jadi yang mana "la ilaha illallah" yang manfaat menyelamatkan mereka dari Azab.
Jadi Sekarang yang mana la ilaha illallah yang manfaat. Yang mana kalau orang baca selamat dari Neraka.
  • Mereka mengucapkan dan memanfaatkan bagian dari ucapan tadi, dan juga bukan juga hanya mendatangi zhohir ibadah  (sholat, puasa secara zhohir), ini belum menjadi penentu penyelamat. Karena Orang munafik yang nanti berada di neraka paling bawah dia juga Sholat dia juga puasa dan dia juga sedekah.
  • Dalam Al Quran digambarkan Sholatnya orang Munafik maksa (terpaksa)  bukan dari hati, Sedekahnya Juga maksa (terpaksa) kalau Sholat malas kalau infak atau sedekah berat (contoh : dalam hati berbicara berkurang uang saya jadinya) jadi di dalam hatinya tidak ada rasa senang dalam beribadah.
  • Sebab itu masalah Munafik ini tidak bisa menuding ( mengatakan orang lain ) kamu Munafik atau dia Munafik, sebab diri kita sendiri saja kita tidak tahu ( apakah kita termasuk dalam golongan yang suka Munafik atau memang Munafik hehe sama dua-duanya itu tetap Munafik. Mau dia kadang-kadang munafik atau terus Munafik ). 
  • Bila di lontarkan pertanyaan:  "Siapa yang berani mengatakan dirinya bukan orang Munafik?" Untuk itu jangan mengatakan dia Munafik atau Kamu Munafik.
Dalam ayat dikatakan : Manusia itu  paling tau dirinya adalah dia sendiri.

Contoh tanda orang munafik :
  • Merasa senang dipuji untuk hal (masalah) yang dia tidak kerjakan. Perlu di garis bawahi hanya merasa senang, bagaimana bisa di katakan munafik yang begitu berat azabnya yaitu  di neraka paling bawah kembali kepada "Dalam ayat dikatakan : Manusia itu  paling tau dirinya adalah dia sendiri."

Tidak megerjakan apa-apa di puji dia senang,
  • Dalam ayat : "Kamu jangan menyangka dari mereka yang senang di puji dari yang mereka tidak lakukan, jangan menyangka mereka lolos dari Azab neraka"
Yang diminta atau di perlukan:  Disini Tauhid yang manfaat yang betul - betul sebagai kunci surga (sorga). Apa yang terangkum dari makna "La ilaha illallah" :
http://learnfiqih.blogspot.com
1. Dia betul cinta kepada Allah
2. Menunduk (nurut kepada Allah)
3. Menghinakan dirinya hanya kepada Allah
4. Butuh atau perlu hanya kepada Allah
5. Berpegang teguh hanya kepada Allah
6. Hatinya hancur hanya kepada kekuasaan dan keagungan Allah (hati hanya mengarah kepada Allah)
7. Menegakkan taatnya kepada Allah
8. Iklas
9. Menyerah Kepada Takdirnya Allah tidak menentang
10. Dan didalam seluruh ibadahnya yang dia inginkan hanya Allah
11. Didalam gerakannya dan diamnya hanya kepada Allah (dia bergerak karena Allah, dia Dia diampun karena Allah)
12. Tidak memberi karena Allah
13. Memberi karena Allah
14. Mencegah karena Allah
15. Cinta karena Allah
Contoh:
Kita cinta terhadap seseorang karena dia ahli ibadah kita senang dengan dia, kita cinta pada dia karena Allah, bukan karena ada tujuan lain.
16. Benci karena Allah ( bukan orangnya kita benci, karena dia melanggar Allah, bila dia sudah berhenti melangar Allah kita harus cinta dia, tidak boleh benci terus, artinya bila dia sudah tidak melanggar Allah tapi masih benci juga, jadi benci pribadi artinya bukan benci karena Allah )
17. Ridho karena ridhonya allah
18. Marah kepada marahnya Allah ( bila Allah marah kepada dia kita juga marah kepada dia, Jadi yang dimurkai oleh Allah Janganlah kita senang, menyukai apalagi riang gembira, Allah tidak suka Allah marah terhadap hal tersebut Jadi berhati-hatilah )
http://learnfiqih.blogspot.com
Ini Contoh luar biasa bro Akhir Zaman bro:
Orang kafir di jadikah idola hehehe... ( yang namanya orang kafir Allah tidak suka) akhir zaman ini  luar biasa, sudah tau Allah tidak suka (marah ) pada orang kafir hehehe, kita malah mengidolakan Dia, hahaha Rolling Stones atau Taylor Swift kacau-kacau Ini Musibah Akhir Zaman.
  • Untuk harta, sehat, sakit,  ganteng, cantik, jelek, Allah berikan baik kepada yang dia tidak suka (murka) atau yang dia suka ( cinta ) urusan dunia Allah berikan pada semua.
  • Tapi untuk Islam, Allah hanya berikan pada yang dia suka ( senangi ). JADI INILAH TAUHID YANG MANFAAT

  • Ada satu sahabat Imron Bin Husain Al Huzaini beliau sudah islam tetapi ayahnya masih kafir belum Islam dikatakan Imron Bin Husain dia tidak pernah melihat ayahnya (dengan kata lain menunduk baik saat dia kesal, ataupun cinta. Hingga ayahnya masuk Islam baru dia mau memandang wajah ayahnya dan dicium tangannya), karena beliau posisinya seba salah, katanya saya mau senang sama dia tetapi dia kafir, tapi saya mau benci dia kita di suruh berbakti.
  • Dalam Ayat : Kita di suruh tetap berbakti pada orang tua walaupun dia Kafir.
  • "Bila Orang tua kamu kafir memaksa kamu kafir jangan taati tetapi kamu tetap baiklah terhadap orang tua."
  • Dalam ayat : Siapa yang taat kepada Allah dan Rasulnya, dan dia khusuk kepada Allah dan dia taqwa mereka itulah orang - orang yang menang ( mendapatkan sorga / surga )
  • Barang siapa  berpegang teguh kepada allah berarti dia sudah mendapat petunjuk kepada jalan yang lurus.
  • Siapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah jadikan kepadanya jalan keluar dari segala kesulitan dan juga Allah beri dia rizki ( dia diberi Allah Rizki dari hal yang dia tidak duga-duga )

Siapa yang tawakal kepada Allah maka dicukupi.

Dalam hadis Nabi berkata :
  • Siapa yang membaca Quran berarti dia membentengi dirinya dan benteng ini tidak ada yang bisa menembus.
Waduh semakin seru bahasan hari ini
  • Ada lagi barangsiapa membaca Quran tetapi dia tidak yakin kepada Quran berarti dia sedang mengolok-olok Quran. Hehehe kalau kembali kemasalah Munafik Tadi diatas Ana jadi mau tanya isinya Quran Apa saja ? yakin percaya dan terhadap apa yang Allah bilang? Bener nih Jangan boong Nah itu Rolling Stone masih Nangkring (tetap disitu) Posternya, hahaha ketauan generasi poster jadul banget.  
  • Atau di Hp ada vidio apa hayo oooo... waduh kacau, eeh ana Munafik atau sedang mengolok-olok Quran yaah ternyata kadar iman islam diriku masih jauh dari layak.

Nabi berkata:
  • Barang siapa membaca Quran maka mendapatkan 10 pahala di setiap hurufnya

  • Akhir zaman ini luar biasa Nabi yang ngomong masih tidak mau dengar, malah lebih asik liat mbah google cari berita bola sampe habis kuota internet huahahaha jadi curhat..  padahal satu jam kita kalau baca Quran pasti bisa dapat sepuluh lembar lebih.
  • Jangan menyangka narkoba itu hanya orang - orang bejat  yang menkonsumsi, ini internet juga sama, Candu juga, membuat orang ketagihan jadi hati - hati akhir zaman. 
  • Ingat ada pesan dari Dajal Aku akan mendatangi semua tempat di dunia dengan kecepatan yang pantas. hehe beware bro bray broot. 
  • Urusan Dajal dan kisahnya serta kupasan tuntasnya di tulisan berikut ya bray. Wassalam

Tuesday 1 December 2015

Arti Surah An Nas


  • 1. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia.
  • 2. Raja manusia (Malikinnaas).
  • 3. Sembahan manusia (Illahinnas).
  • 4. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi.
  • 5. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.
  • 6. dari (golongan) jin dan manusia
  • Surah An-Nas (bahasa Arab:النَّاسِ, "Manusia") adalah surah penutup (ke-114) dalam Al-Qur'an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surah ini yang berarti manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah. Isi surah adalah anjuran untuk manusia memohon perlindungan kepada Pemerintah, Pemilik dan Pemelihara nyawa seluruh umat manusia, Allah, dari pengaruh hasutan jahat (setan) dalam diri.
  • Bacaan
  • بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
  • Bismilaahirahmanirahiim
  •     قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
  • Qul Auudzu bi rabbinnaas
  •     مَلِكِ النَّاسِ
  • Malikinnaas
  •     إِلَهِ النَّاسِ
  • Ilahinnaas
  •     مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
  • min syarrin waswaasil khannaas
  •     الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
  • alladzii yuwaswisu fii suduurinnaas
  •     مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
  • minal jinnati wannaas
  • Arti     Manusia
  • Klasifikasi     Makkiyah
  • Surah ke     114
  • Juz     Juz 30
  • Waktu pewahyuan     diturunkan sesudah Surat Al Falaq

Sunday 29 November 2015

Sebab Turunnya Surah An Nas


  •     Dalam riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah Saw, pernah sakit yang agak parah, sehingga datanglah kepadanya dua malaikat, yang satu duduk disebelah kepalanya dan yang satunya lagi disebelah kakinya. Berkatalah malaikat disebelah kakinya kepada yang ada disebelah kepalanya: "Apa yang engkau lihat ?" Ia berkata : "Dia kena guna-guna". "apa guna-guna itu?". "guna-guna itu sihir". "Siapa yang membuat sihirnya?" Ia menjawab : "Labid bin al-A'sham Alyahudi yang sihirnya berupa gulungan yang disimpan disumur keluarga si Anu,dibawah sebuah batu besar. Datanglah ke sumur itu, timbalah airnya dan angkat batunya kemudian ambillah gulungannya dan bakarlah".

  •     Pada pagi hari Rasulullah Saw, mengutus 'Ammar bin Yasir dengan kawan-kawanya. Setibanya di sumur itu tampaklah airnya merah seperti air pacar. Air itu ditimbanya dan diangkat batunya serta dikeluarkan gulungannya terus dibakar dan ternyata di dalam gulungann itu ada tali yang terdiri dari sebelas simpul. Kedua surat ini (Q.S 113 dan Q.S 114) turun berkenaan dengan peristiwa itu. Setiap kali Rasulullah mengucapkan satu ayat terbukalah simpulnya.
  • Diriwayatkan oleh al-baihaki didalam kitab Dala'ilun Nu-buwah dari al-kalbi dari Abi Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas.
  • Keterangan : 
  •    Dalam kitab Bukhari terdapat syahid (penguat Hadist) yang ceritanya seperti itu, tapi tidak menyebutkan sebab turunnya dua surat itu. Dalam riwayat lain ada syahid yang ceritanya seperti itu dan menyebutkan sebab turunnya kedua surat itu.
  •    Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa kaum yahudi membuat makanan bagi Rasulullah Saw. Setelah makan makanan itu tiba-tiba Rasulullah sakit keras sehingga sahabat-sahabatnya mengira bahwa penyakit itu timbul dari perbuatan yahudi itu, maka turunlah Jibril membawa dua surat ini (Q.S 113 dan Q.S 114) dan membacakan ta'udz.
  •    Seketika itu juga Rasulullah Saw, keluar menemui sahabat-sahabatnya dalam keadaan sehat wal'afiat.
  • Diriwayatkan oleh Abu Na'im dalam kitab ad-Dalail dariAbi Jafar ar-Razi dari ar-Rabibin anas yangbersumber dari Anas bin Malik.

FAEDAH Surah An Nas dan KEUTAMAANNYA


Membahas tentang Faedah surah an nas dan keutamaannya.

  • Surah An-Nas (bahasa Arab: “Manusia”) adalah surah terakhir (ke-114) dalam al-Qur’an. Nama An-Nas diambil dari kata An-Nas yang berulang kali disebut dalam surat ini yang artinya manusia. Surah ini termasuk dalam golongan surah makkiyah. Isi surah adalah menganjurkan manusia memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan baik yang berasal dari golongan manusia maupun jin. Surah an nas dan keutamaannya
  • Beberapa Nilai yang Terkandung dalam surah an nas
  • Sebuah tarbiyah ilahi, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya sekaligus Khalil-Nya untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah Rabb (yaitu sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi rizki), Al Malik (pemilik dari segala sesuatu yang ada di alam ini), dan Al Ilah (satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi). Dengan ketiga sifat Allah subhanahu wata’ala inilah, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya, dari kejelekan was-was yang dihembuskan syaithan. Surah an nas dan keutamaannya
  • Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yang makhluk Allah subhanahu wata’ala adalah hamba yang lemah, butuh akan pertolongan-Nya subhanahu wata’ala. Termasuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau adalah manusia biasa yang butuh akan pertolongan-Nya. Sehingga beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah, bukan tempat untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dan bukan tempat bergantung. Surah an nas dan keutamaannya
  • Surah an nas dan keutamaannya Surah an nas dan keutamaannya
  • Ada banyak keutamaan surah ini,berikut ini beberapa keutamaannya:
  • 1. Imam Musa Al-Kazhim (sa). berkata: “Sangatlah banyak keutamaan surat ini bagi anak kecil jika padanya dibacakan surat Al-Falaq (3 kali), surat An-Nas (3 kali), dan surat Al-Ikhlash (100 kali) dan jika tidak mampu (50 kali). Jika ia ingin memperoleh penjagaan diri dengan bacaan itu, ia akan terjaga sampai hari kematian men-jemputnya. (Mafatihul Jinan 479). Surah an nas dan keutamaannya
  • 2. Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata bahwa Rasulullah SAW. mengadu karena sakit yang dideritanya. Kemudian Jibril AS. datang kepadanya, dan Mikail berada di dekat kakinya. Kemudian Jibril memohonkan perlindungan untuknya dengan surat Al-Falaq, dan Mikail memohonkan perlindungan untuknya dengan surat An-Nas.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/725) Surah an nas dan keutamaannya Surah an nas dan keutamaannya
  • 3. Imam Ja’far Ash-Shadiq (sa). berkata bahwa: “Jibril datang kepada Rasulullah SAW. ketika sedang mengadu karena sakit, lalu Jibril meruqiyah (mengobati)nya dengan surat Al-Falaq, An-Nas dan Al-Ikhlash. Jibril berkata: Dengan nama Allah aku ruqiyah kamu, Allah pasti menyembuhkan kamu dari segala penyakit, ambillah surat ini niscaya ia akan memberi kamu ketenangan dan kesembuhan. Kemudian Nabi SAW. membacanya.” (Tafsir Nur Tsaqalayn 5/725) Surah an nas dan keutamaannya
  • 4.Aisyah menerangkan: bahwa Rasulullah s.a.w. pada setiap malam apabila hendak tidur, Beliau membaca Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas, ditiupkan pada kedua telapak tangan kemudian disapukan ke seluruh tubuh dan kepala.
  • 5.Sayyidiah’ Ali r.a. menerangkan: pernah Rasulullah s.a.w. digigit kala, kemudian Beliau mengambil air garam. Dibacakan Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas laludisapukan pada anggota badan yang digigit kala tadi. Surah an nas dan keutamaannya
  • 6.’Uqbah bin’ Amir menerangkan, ketika saya sesat jalan dalm suatu perjalanan bersama dengan Rasulullah s.a.w., Beliau membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas dan akupun disuruh Beliau juga untuk membacanya. Surah an nas dan keutamaannya
  • 7.Barang siapa terkena penyakit karena perbuatan syaitan atau manusia, hendaklah membaca Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 41 kali selama 3 hari, 5 hari atau 7 hari berturuh-turut. Surah an nas dan keutamaannya
  • Barang siapa yang takut akan godaan syaitan atau manusia atau takut dalam kegelapan malam, atau takut kejahatan manusia, bacalah Surah Al-Falaq dan Surah An-Nas sebanyak 100 kali. Surah an nas dan keutamaannya
  • Maka sudah sepantasnya bagi kita selalu memohon pertolongan dan perlindungan hanya kepada Allah subhanahu wata’ala semata. Mengakui bahwa sesungguhnya seluruh makhluk berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya subhanahu wata’ala.
    Semua kejadian ini terjadi atas kehendak-Nya subhanahu wata’ala. Dan tiada yang bisa memberikan pertolongan dan menolak mudharat kecuali atas kehendak Surah an nas dan keutamaannya

Saturday 28 November 2015

Surah An Nas Mengurai Kandungan Dan Maknanya


Sudah terlalu banyak orang yang terperosok dalam lembah kemaksiatan dan tenggelam dalam syhawat akibat ulahnya.

  • Penebar “racun” di seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Menyeret manusia menjadi penghuni An Naar. Penampakannya yang kasat mata semakin membuat leluasa gerakannya. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
    “Sesungguhnya syaithan dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Al A’raaf: 27)
  • Syaithan adalah sumber dari segala kejelekan yang ada, perancang dari segala makar, peramu segala racun, menghembuskan was-was ke dalam hati-hati manusia, mengemas perbuatan jelek sebagai perbuatan yang baik. Sehingga kebanyakan manusia terpedaya dengan makar dan racunnya.
  • Namun kita tidak boleh gegabah dengan mengatakan ‘celaka kamu wahai syaithan’, justru syaithan semakin membesar seperti besarnya rumah. Tetapi bacalah basmalah (bismillah) niscaya syaithan semakin kecil seperti lalat. (HR. Abu Dawud no. 4330)
  • Bukankah Allah subhanahu wata’ala telah memberikan penawar bagi “racun” yang ditimbulkan oleh syaithan tersebut. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
    “Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al Isra’: 82)
  • Dan tidaklah Allah subhanahu wata’ala menurunkan suatu penyakit kecuali Allah subhanahu wata’ala telah menyediakan penawarnya. Salah satu dari penawar tersebut adalah surat An Naas, salah satu surat yang terdapat di dalam Al Quran dan terletak di penghujung atau bagian akhir darinya serta termasuk surat-surat pendek yang ada di dalam Al Quran.
    • Pada kajian kali ini, kami akan mengajak pembaca untuk mengkaji tentang keutamaan surat An Naas dan apa yang terkandung di dalamnya.
    • Keutamaan surat An Naas
    • Surat ini termasuk golongan surat Makkiyah (turun sebelum hijrah) menurut pendapat para ulama di bidang tafsir, diantaranya Ibnu Katsir Asy Syafi’i dan Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’dy.
    • Surat An Naas merupakan salah satu Al Mu’awwidzataini. Yaitu dua surat yang mengandung permohonan perlindungan, yang satunya adalah surat Al Falaq. Kedua surat ini memiliki kedudukan yang tinggi diantara surat-surat yang lainnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
    • أُنْزِلَ أَوْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آيَاتٌ لَمْ يُرَ مِثْلُهُنَّ قَطُّ الْمُعَوِّذَتَيْنِ
    • “Telah diturunkan kepadaku ayat-ayat yang tidak semisal dengannya yaitu Al Mu’awwidataini (surat An Naas dan surat Al Falaq).” (H.R Muslim no. 814, At Tirmidzi no. 2827, An Naasa’i no. 944)
    • Setelah turunnya dua surat ini, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mencukupkan keduanya sebagai bacaan (wirid) untuk membentengi dari pandangan jelek jin maupun manusia. (HR. At Tirmidzi no. 1984, dari shahabat Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu)
    • Namun bila disebut Al Mu’awwidzat, maka yang dimaksud adalah dua surat ini dan surat Al Ikhlash. Al Mu’awwidzat, salah satu bacaan wirid/dzikir yang disunnahkan untuk dibaca sehabis shalat. Shahabat ‘Uqbah bin ‘Amir membawakan hadits dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau shalallahu ‘alaihi wasallam berkata:
    • اقْرَأُوا الْمُعَوِّذَاتِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ
    • “Bacalah Al Mu’awwidzat pada setiap sehabis shalat.” (HR. Abu Dawud no. 1523, dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no. 1514)
      • Al Mu’awwidzat juga dijadikan wirid/dzikir di waktu pagi dan sore. Barangsiapa yang membacanya sebanyak tiga kali diwaktu pagi dan sore, niscaya Allah subhanahu wata’ala akan mencukupinya dari segala sesuatu. (HR. Abu Dawud no. 4419, An Naasaa’i no. 5333, dan At Tirmidzi no. 3399)
      • Demikian pula disunnahkan membaca Al Mu’awwidztat sebelum tidur. Caranya, membaca ketiga surat ini lalu meniupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian diusapkan ke kepala, wajah dan seterusnya ke seluruh anggota badan, sebanyak tiga kali. (HR. Al Bukhari 4630
      • Al Muawwidzat juga bisa dijadikan bacaan ‘ruqyah’ (pengobatan ala islami dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an). Dipenghujung kehidupan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau dalam keadaan sakit. Beliau meruqyah dirinya dengan membaca Al Muawwidzat, ketika sakitnya semakin parah, maka Aisyah yang membacakan ruqyah dengan Al Muawwidzat tersebut. (HR. Al Bukhari no. 4085 dan Muslim no. 2195)
      • Tafsir Surat An Naas
      • قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
      • “Katakanlah (Wahai Muhammad): “Aku berlindung kepada Rabb manusia.”
      • مَلِكِ النَّاسِ
      • “Raja manusia.”
      • إِلَهِ النَّاسِ
      • “Sembahan manusia.”
      • Sebuah tarbiyah ilahi, Allah memerintahkan kepada Nabi-Nya sekaligus Khalil-Nya untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya. Karena Dia adalah Rabb (yaitu sebagai pencipta, pengatur, dan pemberi rizki), Al Malik (pemilik dari segala sesuatu yang ada di alam ini), dan Al Ilah (satu-satunya Dzat yang berhak diibadahi). Dengan ketiga sifat Allah subhanahu wata’ala inilah, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam untuk memohon perlindungan hanya kepada-Nya, dari kejelekan was-was yang dihembuskan syaithan.
      • Sebuah pendidikan Rabbani, bahwa semua yang makhluk Allah subhanahu wata’ala adalah hamba yang lemah, butuh akan pertolongan-Nya subhanahu wata’ala. Termasuk Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, beliau adalah manusia biasa yang butuh akan pertolongan-Nya. Sehingga beliau adalah hamba yang tidak boleh disembah, bukan tempat untuk meminta pertolongan dan perlindungan, dan bukan tempat bergantung.
      • Karena hal itu termasuk perbuatan ghuluw (ekstrim), memposisikan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bukan pada tempat yang semestinya. Bahkan beliau shalallahu ‘alaihi wasallam melarang dari perbuatan seperti itu. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersada:
      • لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ ، فَقُوْلُوا عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ
      • “Janganlah kalian berbuat ghuluw kepadaku sebagaimana Nashara telah berbuat ghuluw kepada Ibnu Maryam. Aku ini hanyalah seorang hamba, maka katakanlah Abdullah (hamba Allah) dan Rasul-Nya”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
      • Akan tetapi beliau shalallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang nabi dan rasul yang wajib ditaati dan diteladani.
      • مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
      • “Dari kejahatan (bisikan) syaithan yang biasa bersembunyi.”
      • Makna Al was-was adalah bisikan yang betul-betul tersembunyi dan samar, adapun al khannas adalah mundur. Maka bagaimana maksud dari ayat ini?
      • Maksudnya, bahwasanya syaithan selalu menghembuskan bisikan-bisikan yang menyesatkan manusia disaat manusia lalai dari berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana firman-Nya (artinya):
      • “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan). Maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Az Zukhruf: 36)
      • Adapun ketika seorang hamba berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala, maka syaithan bersifat khannas yaitu ‘mundur’ dari perbuatan menyesatkan manusia. Sebagaimana dalam firman-Nya (artinya):
      • “Sesungguhnya syaitan itu tidak mempunyai kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabb-nya.” (An Nahl: 99)
      • Jawaban ini dikuatkan oleh Al Imam Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya ketika membawakan penafsiran dari Sa’id bin Jubair dan Ibnu ‘Abbas, yaitu: “Syaithan bercokol di dalam hati manusia, apabila dia lalai atau lupa maka syaithan menghembuskan was-was padanya, dan ketika dia mengingat Allah subhanahu wata’ala maka syaithan lari darinya.
      • الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
      • “Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia.”
      • Inilah misi syaithan yang selalu berupaya menghembuskan was-was kepada manusia. Menghiasi kebatilan sedemikian indah dan menarik. Mengemas kebenaran dengan kemasan yang buruk. Sehingga seakan-akan yang batil itu tampak benar dan yang benar itu tampak batil.
      • Cobalah perhatikan, bagaimana rayuan manis syaithan yang dihembuskan kepada Nabi Adam dan istrinya. Allah subhanahu wata’ala kisahkan dalam firman-Nya (artinya):
      • “Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya, dan syaitan berkata: “Rabb-mu tidak melarangmu untuk mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam al jannah/surga)”. (Al A’raf: 20)
      • Demikian pula perhatikan, kisah ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sedang beri’tikaf. Shafiyyah bintu Huyay (salah seorang istri beliau shalallahu ‘alaihi wasallam) mengunjunginya di malam hari. Setelah berbincang beberapa saat, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengantarkannya pulang ke kediamannya. Namun perjalanan keduanya dilihat oleh dua orang Al Anshar. Kemudian syaithan menghembuskan ke dalam hati keduanya perasaan was-was (curiga). Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam melihat gelagat yang kurang baik dari keduanya. Oleh karena itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam segera mengejarnya, seraya bersabda:
      • عَلَى رِسْلِكُمَا, إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيّ فَقَالاَ: سُبْحَانَ الله يَارَسُولَ الله. فَقَالَ: إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنِ ابْنِ آدَمَ مَجْرَى الدََّم, وَإِنِّي خَشِيْتُ أَنْ يُقْذَفَ فِي قُلُوبِكُمَاشَيْئاً, أَوْشَرًّا.
      • “Tenanglah kalian berdua, dia adalah Shafiyyah bintu Huyay. Mereka berdua berkata: “Maha Suci Allah wahai Rasulullah. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya syaithan mengalir di tubuh bani Adam sesuai dengan aliran darah, dan aku khawatir dihembuskan kepada kalian sesuatu atau keburukan.” (H.R Muslim no. 2175)
      • Demikianlah watak syaithan selalu menghembuskan bisikan-bisikan jahat ke dalam hati manusia. Apalagi Allah subhanahu wata’ala dengan segala hikmah-Nya telah menciptakan ‘pendamping’ (dari kalangan jin) bagi setiap manusia, bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam juga ada pendampingnya. Sebagimana sabdanya shalallahu ‘alaihi wasallam:
      • مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاّ َقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الجِنِّ, قَالُوا: وَإِيَّاكَ يَارَسُولَ الله ؟ قَالَ: وَإِيَّايَ, إِلاَّ أَنَّ الله أَعَانَنِي عَلَيْهِ فَأَسْلَمَ, فَلاَ يَأْمُرُنِي إِلاَّبِخَيْرٍ.
      • “Tidaklah salah seorang dari kalian kecuali diberikan seorang pendamping dari kalangan jin, maka para shahabat berkata: Apakah termasuk engkau wahai Rasulullah? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, hanya saja Allah telah menolongku darinya, karena ia telah masuk Islam, maka dia tidaklah memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan”. (HR. Muslim no. 2814)
      • مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
      • “Dari (golongan) jin dan manusia.”
      • Dari ayat ini tampak jelas bahwa yang melakukan bisikan ke dalam dada manusia tidak hanya dari golongan jin, bahkan manusia pun bisa berperan sebagai syaithan. Hal ini juga dipertegas dalam ayat lain (artinya):
      • “Dan Demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)” (Al An’am: 112)
      • Maka salah satu jalan keluar dari bisikan dan godaan syaithan baik dari kalangan jin dan manusia adalah sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (artinya): “Dan jika syaithan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah.” (Fushshilat: 36)